engukuran waktu jam henti
ini menggunakan jam henti berupa stop
watch yang digunakan sebagai
alat utamanya. Cara ini seringkali digunakan karena kesederhanaan aturan -
aturan dalam pengukuran yang digunakan. Ada beberapa aturan pengukuran yang
perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik. Aturan tersebut dijelaskan
dalam langkah-langkah sebagai berikut.
1.
Langkah-langkah sebelum melakukan pengukuran
Untuk mendapatkan hasil yang baik dan yang bisa dipertanggung
jawabkan. maka ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar akhirnya dapat
diperoleh waktu yang pantas untuk pekerjaan yang bersangkutan seperti yang
berhubungan dengan kondisi kerja, cara pengukuran, jumlah pengukuran, dan lain
lain.
Adapula beberapa langkah yang perlu menjadi perhatian yaitu :
a.
Penetapan tujuan pengukuran
Dalam pengukuran waktu, hal hal penting yang perlu diketahui dan
ditetapkan adalah peruntukan penggunaan hasil dari pengukuran, tingkat
ketelitian, dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran
tersebut. misalnya waktu baku yang diperoleh dipergunakan sebagai dasar dalam
menentukan upah. Maka tingkat ketelitian dan keyakinan dalam pengukuran harus
tinggi karena menyangkut prestasi dan pendapatan buruh disamping keuntungan
perusahaan itu sendiri.
b.
Melakukan penelitian pendahuluan
Tujuan yang ingin
dicapai dari pengukuran waktu adalah memperoleh waktu yang pantas untuk di
berikan kepada dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.tentu saja
dalam menyelesaikan pekerjaan didapat juga waktu yang pantas untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan kondisi yang bersangkutan. Contoh keaadaan
meja tempat pekerjaan dilakukan tidak baik, baik itu terlalu tinggi jika
pekerja duduk dikursi, maupun terlalu rendah jika berdiri. Dari contoh diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa waktu kerja yang pantas hendaknya didapat dari
kondisi kerja yang baik. maka mejadi hal yang penting juga sebelum pengukuran
kita menetapkan suatu sistem kerja yang baik.
c.
Memilih operator
Operator
yang diukur bukanlah orang yang begitu saja diambil dari tempat kerja.orang ini harus memiliki
beberpa persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan dengan baikdan
dapat diandalkan hasilnya. Syarat-syarat tersebut yaitu berkemampuan normal dan
dapat diajak bekerja sama.
Kembali
pada tujuan pengukuran waktu, yaitu untuk mendapatkan waktu penyelesaian.
Maka yang dibutuhkan bukanlah orang yang memiliki kemampuan kerja rendah
maupun tinggi, tapi orang yang memiliki kemampuan kerja normal. karena yang
dicari adalah penyelesaian pekerjaan secara wajar yaitu orang orang yang
berkemampuan normal.
d.
Melatih operator
Walaupun
operator yang baik telah dipilih, tapi kadang kadang pelatihan masih perlu
dilakukan terutama jika kondisi dan cara yang dipakai tidak sama dengan yang
biasa dijalankan operator.hal ini
biasanya terjadi jika yang akan diukur adalah sistem kerja baru sehingga
operator tidak berpengalaman menjalankannya.
e.
Mengurai elemen pekerjaan atas
elemen-elemen pekerjaan
Disini pekerjaan dipecah menjadi elemen elemen pekerjaan, yang
merupakan gerakan bagian dari pekerjaan yang bersangkutan. Elemen elemen inilah
yang diukur waktunya. Waktu siklusnya adalah jumlha dari waktu setiap elemen
ini. waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan prosuk sejka bahan baku
mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan. Misalnya waktu siklus untuk
merakit pulpen adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengambil komponen komponen
pulpen dari wadahnya, dan menggabungkan komponen komponen tersebut sehingga
menjadi sebuah pulpen seutunnya.
Namun
waktu siklus tidak berarti waktu untuk menyelesaikan produk menjadi barang
jadi. Jika seandainya proses perakitan pulpen diserahkan kepada dua orang
operator. Maka waktu silkus untuk operator pertama yaitu sampai operator
pertama menyelesaikan pekerjaannya, dan waktu siklus untuk orang kedua yaitu
sampai operator kedua menyelesaikan pekerjaanya.
Ada beberapa alasan
pentingnya melakukan penguraian pekerjaan menjadi elemen elemennya :
1.
Untuk menjelaskan
catatan tentang tata cara kerja yang dibakukan.
2.
Untuk memungkinkan
untuk melakukan penyesuaian bagi setiap elemen karena keterampilan bekerjanya
opertor belum tentu sama untuk setiap elemen pekerjaan.
3.
Untuk memudahkan
mengamati terjadinya elemen elemen yang tidak baku yang mungkin saja dilakukan
pekerja.
Sehubungan dengan
kelima langkah langkah diatas, ada beberapa pedoman penguraian pkerjaan atas
elemen elemennya, yaitu :
1.
Sesuai dengan
ketelitian yang diinginkan.
2.
Untuk memudahkan,
elemen pekerjaan hendaknya erupa satu atau gabungan beberpa elemen gerakan.
3.
Jangan sampai ada
elemen yang tertinggal.
4.
Elemen yang satu
hendaknya dapat dipisahkann dari elemen yang lain secara jelas.
f.
Menyiapkan perlengkapan pengukuran
seperti : jam henti, lembaran lembaran
pengamatan, pena atau pensil, papan pengamatan.
2.
Melakukan pengukuran
Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati
dan mencatat waktu kerj abik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan
alat alat yang telah disiapkan di atas.
Untuk lebih jelasnya
perhatikan contoh berikut
Hasil pengukuran waktu
Pengukuran ke
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
waktu
|
14
|
10
|
12
|
15
|
17
|
18
|
15
|
16
|
11
|
9
|
14
|
16
|
10
|
18
|
14
|
15
|
Pemrosesan dari data
data tersebut dilakukan dengan langkah langkah berikut.
1. kelompokan ke 16
harga tersebut kedalam subgrup
N= 16.
Subgrup = 3,3 log N= 3,3 log 16 = 4,xxx = 4
Kolom = N/subgrup= 16/4= 4
Subgrup
|
Waktu penyelesaian
berturut turut
|
rata rata
|
1
|
14
|
10
|
12
|
15
|
12.75
|
2
|
17
|
18
|
15
|
16
|
16.50
|
3
|
11
|
9
|
14
|
16
|
12.50
|
4
|
10
|
18
|
14
|
15
|
14.25
|
jumlah
|
56.00
|
2. hitung rata rata dari harga rata rata subgrup dengan :
dimana Xi adalah harga rata rata subgrup ke i, dan k adalah banyaknya subgrup yang terbentuk.
Sehingga 
3. Hitung standar deviasi sebenarnya dari penyelesaian dengan persamaan ini 
dimana : N adalah jumlah pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan, dan Xj adalah waktu penyelesaiain yang teramati selama pengukuran dilakukan.
4. hitung standar deviasi dari distribusi harga rata rata subgrup dengan
dimana n adalah besarnya subgrup.
5. tentukan batas kendali atas (BKA), dan batasa kendali bawah (BKB)
Gunanya batasa kendali adalah untuk menetukan apakah data yang kita peroleh seragam atau tidak. apakah ada pencilan atau tidak.
untuk kendali atas
untuk kendali bawah
Sehingga
BKA = 14 + 3(1,425) = 18,275 dan BKB = 14 – 3(1,425) = 9,725
Berdasarkan data kendali yang didapat tidak ada hasil pengukuran yang berada diluar batas kendali maka, dengan ini dinyatakan data yang diperoleh seragam.
Dengan ini kita dapat menghitung jumlah pengukuran yang diperlukan dengan menggunakan rumus:
Z : adalah tingkat keyakinan dalam persen misal 97%, maka lihat ditabel normal z = 1,8 dibulatkan menjadi 2. i : tingkat ketelitian misal 5%.
dengan memasukan harga harga di atas maka didapat :
Ini berarti pada tingkat ketelitian dan keyakinan tersebut masih diperlukan (64,19 – 16 = 49) data lagi. Jadi masih diperlukan 49 kali pengukuran lagi. Oleh karena itu dibutuhkan pengukuran tahap kedua. Seandainya pada tahap kedua data yang didapat masih belum cukup, maka dilakukan pengukuran tahap ketiga, sebanyak data yang diperlukan.
3. Tingkat ketelitian, keyakinan dan keseragaman data
Berbicara tentang tingkat ketelitian dan keseragaman data sebenarnya diperlukan pengetahuan statistik, tapi dalam apk ini diusahakan pembahasannya sesederhana mungkin.
a. tingkat ketelitian dan keyakinan
Yang dicari dengan melakukan penguukuran pengukuran ini adalah waktu yang sebenarnya dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Yang ideal, tentunya dilakukan pengukuran yang banyak, sehingga didapat pengukuran yang lebih pasti. Tetapi hal tersebut memakan banyak tenaga waktu dan biaya. Dengan tidak melakukan pengukuran yang banyak pengukura akan kehilangansebagian kepastian terhadap kecepatan rata ratawaktu penyelesaian yang sebenarnya. Maka dari itu tingkat ketelitian dan keyakinan menjadi cerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan untuk tidak melakukan pengukran yang lebih banyak lagi.
Tingkat ketelitian menunjukan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktupenyelesaian sebenarnya, dan dinyatakan dalam persen. Sementara tingkat keyakinan menunjukan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarart ketelitian tadi,ini dinyatakan dalam persen juga. Misalkan tingkat ketelitian 10% dan keyakina 95%, artinya pengukur membolehkan rata rata hasil pengukurannya manyimpang sejauh 10%, dari rata rata sebenarnya. Dan kemungkinan mendapatakan hasil ini adalah 95%.
Sebagai contoh : katakanlah rata rata waktu penyelesaian suatu pekerjaan 100 detik. Harga ini tidak akan diketahui jika tidak dilakukan pengukuran tak terhingga kali. namun yang dapat dilakukan adalah melakukan sejumah pengukuran saja. dengan pengukuran yang sebanyak itu rata rata yang diperoleh mungkin tidak sebanyak itu, misal harga lain 96. Dengan tingkat keyakinan 95% dan keyakina 10% maka harga rata rata yang didapat pengukur terletak pada interval : harga rata rata yang sebenarnya dikurangi 10% dari rata-rata, dan harga rata rata sebenarnya ditambah 10% dari rata-rata.
b. pengujian keseragaman data.
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa satu langkah sebelum melakukan pengukuran adalah merancang suatu sistem kerja yang baik. Namun seberapa baik sistem kerja yang dirangcang pasti ada kondisi kondisi yang menyebabkan perubahan pada sistem kerja, hal ini dianggap wajar. Namun seberapa jauhkah kewajaran itu dapat ditolerir. Maka dari itu kita perlu melakukan pengukuran terhadap keseragaman data, agar dapat menentukan batas kontrol terhadap perubahan perubahan yang dianggap wajar itu terjadi.
Misalkan dari pengukuran didapat BKA= 20, dan BKB=40, seandainya ada nilai dari hasil pengukuran yang berada diluar dari batas atas dan batas bawah, maka inilah yang dianggap tidak wajar, karena berada diluar batas kontrol, oleh karena itu subgrup atau data yang berada diluar batas kontrol harus di buang.
4. melakukan perhitungan waktu baku
Jika pengukuran pengukuran telah selesai,yaitu semua data yang didapat memiliki keseragaman yang dikehendaki, serta jumlah data cukup dengan tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan maka dilanjutkan pada proses pengolahan data sehingga menghasilkan data waktu baku.
Langkah langkah nya sebagai berikut :
1. Hitung waktu siklus
waktu siklus yaitu waktu penyelesaian rata rata selama pengukuran.
Xi dan N, adalah variable yang sama dengan yang sebelumnya
2. Hitung waktu normal
Wn = Ws x p
P : adalah faktor penyesuaian. Pekerja bekerja dengan wajar p=1, terlalu lambat p<1, terlalu cepat p>1
3. hitung waktu bakunya
setelah perhitungan diatas selesai, waktu baku bisa kita dapatkan dengan cara :
Wb = Wn (1 + L)
L : adalah kelonggaran yang diberikan kepada pekerjauntuk menyelesaikan pekerjaannyadisamping waktu normal. seperti pada postingan tentang penyesuaian dan kelonggaran. Kelonggaran meliputi tiga hal yaitu kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fattique, dan gangguan yang tidak terhindarkan.
Sumber : Sutalaksana, Iftikar Z., dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja .Institut Teknologi Bandung: Bandung.