Maynard Operation Sequence Technique atau lebih sederhana dapat dikatakan sebagai perpindahan objek. Dalam metode MOST objek dipindahkan menurut dua cara
- Diambil dan dipindahkan secara bebas
- Diambil dan digerakkan dengan menggeser diatas permukaan benda lain
Untuk tiap tipe kegiatan bisa terjadi urutan gerakan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu dilakukan pemisahan model urutan kegiatan dalam metode MOST.
Pemisahan model urutan gerakan ini dibedakan atas 3 urutan gerakan yang ketiga-tiganya menggambarkan kerja manual.
- Urutan Gerakan Umum (The general move sequence).
- Urutan gerakan terkendali (The controlled move sequence).
- Urutan gerakan memakai alat (The tool use sequence).
Urutan Gerakan Umum (The general move sequence).
- Pemindahan objek secara manual dari satu tempat ke tempat lain secara bebas.
- Dengan urutan kegiatan dalam gerakan umum :
– A : jarak gerakan (action distance), terutama dalam arah horizontal
– B : gerakan badan (body motion), terutama dalam arah vertikal
– G : proses pengendalian (gain control)
– P : penempatan (place)
Urutan gerakan terkendali (The controlled move sequence).
- A meliputi semua gerakan atau perpindahan jari, tangan, kaki, dengan dengan pembebanan atau tidak.
- B gerakan badan
- G semua gerakan manual yang dilakukan untuk mendapatkan pengendalian objek dan juga gerak melepaskan pengendalian.
- P meluruskan objek, mengurut objek, sebelum pengendalian objek dilepaskan
Urutan gerakan memakai alat (The tool use sequence).
- A meliputi semua gerakan atau perpindahan jari, tangan, kaki, dengan dengan pembebanan atau tidak.
- B gerakan badan
- G semua gerakan manual yang dilakukan untuk mendapatkan pengendalian objek dan juga gerak melepaskan pengendalian.
- P meluruskan objek, mengurut objek, sebelum pengendalian objek dilepaskan.
Manual Handling
| ||
Activity
|
Seguence Model
|
Subactivities
|
General Move
|
ABG ABP A
|
A – Action Distances
|
B – Body Motion
| ||
G – Gain Control
| ||
P – Place
| ||
Controlled Move
|
ABG MXIA
|
M – Move controlled
|
X – Process time
| ||
I – Align
| ||
Tool Use
|
ABG ABP ABPA
|
F – Fasten
|
L- Loosen
| ||
C – Cut
| ||
S – Surface treat
| ||
R – Record
| ||
M – Measure
|
Sebagai contoh akan kami coba untuk menetapkan waktu baku untuk proses pewarnaan pada sarung tenun ikat Tradisional
No
|
Deskripsi Kegiatan
|
Waktu/mnt
|
1
|
Mengambil benang yang sudah di ikat
|
0.5
|
2
|
Memindahkan air pada bak pencelupan
|
0.3
|
3
|
Memindahkan benang pada bak pencelupan
|
0.2
|
4
|
Mencelupkan benang
|
0.1
|
5
|
Memukuli benang dengan alat
|
5
|
6
|
Memeras benang
|
2
|
7
|
Pengulangan pemeresan
|
1
|
8
|
Pencelupan benang dengan bahan pewarna
|
3
|
9
|
Pengulangan pencelupan
|
6
|
10
|
Mengambil benang
|
0.5
|
11
|
Membawa ketempat pengeringan
|
3
|
12
|
Menempatkan benang pada tempat pengeringan
|
1
|
13
|
Pelepasan benang dengan solder
|
5
|
Total
|
30,7
|
Perhitungan
Waktu Normal
Wn = Ws x p
Wn = 30,7 x 1
= 30,7
Wn = waktu normal
Ws = waktu standart
P = 1 bekerja secara normal
P < bekrja terlalu lambat
P > bekerja terlalu cepat
Waktu baku
WB = WN + 1 (ellowance)
WB = 30,7 + 1
= 31,7
Waktu siklus
Ws = ∑ Xi / N
Ws = 30,7 / 13
= 2,36
Jadi didapatkan perhitungan waktu sebagai berikut
Waktu normal: 30,7
Waktu baku : 31,7 menit
Waktu siklus : 2,36 menit
Sekian , Terima Kasih.
0 komentar:
Posting Komentar