Sabtu, 31 Mei 2014

MAYNARD OPERATION SEQUENCE TECHNIQUE (MOST)

Maynard Operation Sequence Technique atau lebih sederhana dapat dikatakan sebagai perpindahan objek. Dalam metode MOST objek dipindahkan menurut dua cara
  • Diambil dan dipindahkan secara bebas
  • Diambil dan digerakkan dengan menggeser diatas permukaan benda lain
Untuk tiap tipe kegiatan bisa terjadi urutan gerakan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu dilakukan pemisahan model urutan kegiatan dalam metode MOST.
Pemisahan model urutan gerakan ini dibedakan atas 3 urutan gerakan yang ketiga-tiganya menggambarkan kerja manual.
  1. Urutan Gerakan Umum (The general move sequence).
  2. Urutan gerakan terkendali (The controlled move sequence).
  3. Urutan gerakan memakai alat (The tool use sequence).
Urutan Gerakan Umum (The general move sequence).
  • Pemindahan objek secara manual dari satu tempat ke tempat lain secara bebas.
  • Dengan urutan kegiatan dalam gerakan umum :
–        A : jarak gerakan (action distance), terutama dalam arah horizontal
–        B : gerakan badan (body motion), terutama dalam arah vertikal
–        G : proses pengendalian (gain control)
–        P : penempatan (place)
Urutan gerakan terkendali (The controlled move sequence).
  • A meliputi semua gerakan atau perpindahan jari, tangan, kaki, dengan dengan pembebanan atau tidak.
  • B gerakan badan
  • G semua gerakan manual yang dilakukan untuk mendapatkan pengendalian objek dan juga gerak melepaskan pengendalian.
  • P meluruskan objek, mengurut objek, sebelum pengendalian objek dilepaskan

Urutan gerakan memakai alat (The tool use sequence).

  • A meliputi semua gerakan atau perpindahan jari, tangan, kaki, dengan dengan pembebanan atau tidak.
  • B gerakan badan
  • G semua gerakan manual yang dilakukan untuk mendapatkan pengendalian objek dan juga gerak melepaskan pengendalian.
  • P meluruskan objek, mengurut objek, sebelum pengendalian objek dilepaskan.

Manual Handling
Activity
Seguence Model
Subactivities
General Move
ABG ABP A
A – Action Distances


B – Body Motion


G – Gain Control


P – Place
Controlled Move
ABG MXIA
M – Move controlled


X – Process time


I – Align
Tool Use
ABG ABP ABPA
F – Fasten


L- Loosen


C – Cut


S – Surface treat


R – Record


M – Measure

Sebagai contoh akan kami coba untuk menetapkan waktu baku untuk proses pewarnaan pada sarung tenun ikat Tradisional

No
Deskripsi Kegiatan
Waktu/mnt
1
Mengambil benang yang sudah di ikat
0.5
2
Memindahkan air pada bak pencelupan
0.3
3
Memindahkan benang pada bak pencelupan
0.2
4
Mencelupkan benang
0.1
5
Memukuli benang dengan alat
5
6
Memeras benang
2
7
Pengulangan pemeresan
1
8
Pencelupan benang dengan bahan pewarna
3
9
Pengulangan pencelupan
6
10
Mengambil benang
0.5
11
Membawa ketempat pengeringan
3
12
Menempatkan benang pada tempat pengeringan
1
13
Pelepasan benang dengan solder
5

Total
30,7



Perhitungan
Waktu Normal
Wn = Ws x p
Wn = 30,7 x 1
      = 30,7
Wn = waktu normal
Ws = waktu standart
P = 1 bekerja secara normal
P < bekrja terlalu lambat
P > bekerja terlalu cepat

Waktu baku
WB = WN + 1 (ellowance)
WB = 30,7 + 1
       = 31,7

Waktu siklus
Ws = ∑ Xi / N
Ws = 30,7 / 13
     = 2,36
Jadi didapatkan perhitungan waktu sebagai berikut
Waktu normal: 30,7
Waktu baku     : 31,7 menit    
Waktu siklus   : 2,36 menit

Sekian , Terima Kasih.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;