Senin, 26 Mei 2014

Work Sampling (Sampling Pekerjaan)

Ø  Definisi Work Sampling

 ork Sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kinerja dari mesin, proses atau pekerja/operator (Sritomo Wignjosoebroto, 2003).

Perbedaan antara metode jam henti dengan work sampling adalah dari cara melakukan pengukurannya, dengan meotde jam henti pengamat harus terus menerus berada di lokasi dimana pekerjaan berlangsung , sedangkanwork sampling sebaliknya. Begitu juga objeknya, dengan metode jam henti, objek yang dapat diamati hanya 1 operator, tetapi dengan metode work sampling dapat mengamati beberapa operator, dsb. Perbedaan lainnya dapat dilihat dari tabel berikut

Tabel Perbedaan Stopwatch(metode jam henti) dengan Work Sampling

Stopwatch
Work Sampling
Pekerjaan rutin dan monoton
Pekerjaan bervariasi dan tidak rutin
Umumnya mengamati 1 orang
Dapat mengamati beberapa orang
Perhitungan berdasarkan waktu
Berdasarkan proporsi
Siklus pekerjaan pendek & jelas
Siklus tidak jelas
Pengamatan kontinu
Pengamatan diskrit

Cara Kerja Work Sampling

Sebenarnya penggunaan metode sampel kerja dapat diilustrasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti sebagai berikut. Suatu hari ada pelanggan langganan yang datang pada suatu toko fotokopi yang buka setiap hari dan kedatangan pelanggan ini tidak memiliki jadwal ftetap(secara acak), kadang-kadang toko ini suka meliburkan diri tanpa jadwal yang tetap dari waktu ke waktu. Katakanlah dari 30 kali keadatangan pelanggan langganan ini, toko fotokopi tersebut tutup 6 kali, maka pelanggan tersebut akan mengatakan kepada pemilik toko “Ternyata 80% dari waktumu tidak kamu gunakan untuk membuka toko fotokopi ini”.
Ilustrasi diatas menunjukkan bagaimana kesimpulan tentang ada tidaknya suatu kejadian dapat disimpulkan melalui kunjungan-kunjungan. Dari catatan yang dilakukan setiap kali kunjungan, dapat dilihat berbagai kegiatan yang terjadi beserta seberapa sering (frekeuensi) keigatan itu teramati. Semakin tinggi frekuensi, maka semakin sering kejadian tersebut dilakukan dan dapat pula diduga bahwa total waktu yang dibutuhkan semakin banyak. Demikian adalah kurang lebih apa yang terjadi dengan sampling pekerjaan.

Macam-macam fungsi Work Sampling

1.    Untuk mengetahui distribusi pemakain waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja atau kelompok kerja
2.    Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat-alat di pabrik
3.    Untuk menentukan waktu baku bagi pekerja-pekerja tidak langsung
4.    Untuk memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan
Distribusi pemakaian waktu kerja atau kelompok pekerja dan tingkat pemanfaatan mesin mesin atau alat-alat dapat diketahui secara mudah dengan mempelajari frekuensi setiap kegiatan atau pemakaian dari catatan pengamatan setiap melakukan kunjungan. Kegunaan-kegunaan sampling pekerjaan yang dikemukakan ini tampak sebagai kelebihan cara dibandingkan dengan cara jam henti (Sutalaksana, 2006).
Kemampuan sampling pekerjaan memperkirakan kelonggaran merupakan hal penting yang patut dicatat. Tentang lamanya pengamatan, ternyata pada umumnya cara sampling pekerjaan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada cara jam henti. Cara sampling pekerjaan sering kali terlalu mahal. Memang dengan demikian cara jam henti dapat memberikan hasil dengan kualitasnya dalam waktu yang jauh lebih cepat dan tentunya lebih murah.





Langkah-Langkah Sebelum Melakukan Sampling Pekerjaan
1. Menetapkan Tujuan Pengukuran
Untuk apa pengukuran dilakukan yang akan menentukan berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan.
2. Melakukan Penelitian Pendahuluan
Jika tujuan sampling untuk mendapatkan waktu baku, maka terlebih dahulu harus mempelajari Kondisi Kerja dan Cara Kerja untuk mengetahui sistem kerjanya, dan jika ditemukan sistem kerja yang belum baik, maka harus dilakukan perbaikan terlebih dahulu.
3. Memilih Operator
Memiliki kemampuan normal & dapat bekerja sama, dan wajar.
4. Melatih Operator
Melatih operator, agar operator dapat terbiasa dengan sistem kerja yang dilakukan melalui kurva belajar (Learning Curve)
5. Menguraikan Pekerjaan atas Elemen-Elemen Pekerjaan
Elemen-elemen kerja dibuat sedetail dan sependek mungkin tapi masih mudah untuk diukur waktunya dengan teliti.
6. Menyiapkan Alat-Alat Pengukuran
Stopwatch, papan dan lembar pengamatan, kalkulator, alat tulis.
7. Melakukan Pengukuran
Metode pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stop watch).

Karakteristik sistem kerja yang sesuai:
·         Jenis aktifitas pekerjaan bersifat homogeny
·         Aktifitas dilakukan secara berulang-ulang dan sejenis
·         Terdapat output yang riil, berupa produk yang dinyatakan secara kuantitatif

Melakukan Sampling
Cara melaukan sampling pengamatan dan pekerjaan tidak berbeda dengan yang dilakukan memakai metode jam henti yang terdiri dari tiga langkah:
- melakukan sampling pendahuluan,
- menguji keseragaman data, dan
- menghitung jumlah kunjungan yang diperlukan.
Ketiga langkah ini dilakukan secara berulang sampai jumlah data/kunjungan yang dibutuhkan mencukupi tingkat ketelitian & keyakinan yang diperlukan. Berikut adalah contoh dari ketiga langkah untuk melakukan samping :
1.    Sampling Pendahuluan
Disini dilakukan sejumlah kunjungan yang banyaknya ditentukan oleh pengukur, biasanya tidak kurang dari 30. Untuk lebih jelasnya kita ikuti contoh sampling pekerjaan untuk menghitung waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan. Semua keigiatan yang dilakukan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan disebut sebagai kegiatan produktif, lainnya non-produktif. Selanjutnya, dilakukan pengamatan-pengamatan sesaat pada waktu-waktu yang acak sebanyak 196 kali dan hasilnya sebagai berikut :
Kegiatan
Frekuensi termati pada hari ke
Jumlah
1
2
3
4
Produktif
45
42
35
40
162
Non produktif
4
7
14
9
34
Jumlah
49
49
49
49
196
% produktif
92
86
71
82

2.    Pengujian keseregaman data
Untuk in kita perlu menentukan batas-batas kontrolnya terlebih dahulu yaitu Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB) sebagai berikut.
BKA = p rata-rata + 3 {p rata-rata (1-p rata-rata)/n rata-rata}^1/2
BKB = p rata-rata – 3 {p rata-rata (1-p rata-rata)/n rata-rata}^1/2
dimana,                                  p rata-rata = Jumlah pi/k
dengan pi adalah persentase produktif di hari ke-i dan k adalah jumlah hari pengamatan.
n rata-rata = Jumlah ni/k
dengan ni adalah jumlah pengamatan yang dilakukan pada hari ke-i
Selanjutnya untuk conoh di atas didapat :
p rata-rata = (92+86+71+82)%/4 = 82,75% = 0,8275
n rata-rata = (49+49+49+49)/4 = 49
sehingga :
BKA = 0,8275 + 3 {0,8275(1-0,8275)/49}^1/2 = 0,9894
BKB = 0,8275 – 3 {0,8275(1-0,8275)/49}^1/2 =0,6656
Ternyata semua harga pi berada dalam batas-batas ini, sehingga semua data dapat digunaka untuk menghitung banyaknya pengamatan yang diperlukan. Jika terdapat harga/nila pi di luar batas, maka pengamatan dari hari yang bersangkutan “dibuang”.
3.    Menghitung jumlah pengamatan yang diperlukan
Jumlah pengamatan yang diperlukan untuk tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95% diketahui melaui rumus :
N’ = 1600(1 – p rata-rata)/p rata-rata
Sehingga :
N’ = 1600(1-0,8275)/0,8275 = 334

Jadi masih dibutuhkan (334-196) = 138 kunjungan lagi. Maka sampling kedua pun dilakukan. Terus menerus lakukan pengamatan sehingga jumlah kunjungan yang dilakukan lebih banyak atau sama dengan yang seharusnya dilakukan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;